Dari Bengkel Mobil ke "Bengkel Manusia"

Nada petikan gitarnya terdengar syahdu. Suaranya merdu menyanyikan lagu Nissa Sabyan.

Melalui sebuah aplikasi WhatsApp, seorang sahabat saya, Jondriano menguploadnya. Video saat ia memetik sinar gitar sambil menyanyi itu diauploadnya dengan caption toleransi.

Jondriano beragama Nasrani, dan menyanyikan lagu yang islami. Pesan yang ingin disampaikan tentunya bermaksud ingin memaknai bhineka tunggal Ika di bangsa yang beragam agama. Dia adalah sahabat sekaligus teman kelas waktu sekolah di SMK Kristen BK Palu lalu.

Waktu SMK, kami sama-sama mengambil jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Tujuan utamanya adalah mempelajari tentang mobil.

Hampir 3 tahun lebih kami tidak pernah bertemu. Terakhir saat perpisahan sekolah tahun 2015 lalu.
Melalui status WA yang di uploadnya tadi, saya coba menyapa. Saling tanya kabar dan pendidikan saat ini.

"Kabar baik bro. Komiu kuliah jurusan apa?" tanyanya balik menggunakan logat Kaili dalam mengucapkan kata anda.

"Jurusan otomotif. Sama seperti lalu. Kalau komiu?" tanyaku balik dengan menggunakan logat Kaili.

Kebiasaan orang di Palu, khususnya Kaili, jika berkomunikasi lebih sering mengatakan komiu jika menyebut anda.

Setelah panjang lebar kenang masa lalu, kami bahas soal pendidikan. Ternyata jurusan yang dia ambil bertolak belakang saat SMK.

Sempat menganggur satu tahun, kemudian Jondri, sapaan akrabnya, membanting stir dari bengkel kendaraan ke "bengkel manusia". Yah dia mengambil jurusan farmasi di Akfar Bifar Palu.

"Tidak menantang soalnya kalau bengkel motor. Mau basuntik dulu. Suntik parampuan," ucap Jondri dengan canda.

Saat ini, ia masih sementara semester enam. Tentunya ia memiliki banyak pengalaman.

Selain kesehatan kendaraan, ia juga paham kesehatan manusia.

signature
Next Post Previous Post