Menjaga Idealisme, Menepis Pragmatisme

Harla 43 LPM Profesi UNM
Harla 43 LPM Profesi UNM.

SEHARI sebelum memasuki bulan suci ramadhan, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali merayakan hari lahir yang ke-43. Tepatnya 5 Mei 2019 di Redaksi LPM Profesi UNM.

Malam itu suasana redaksi tampak berbeda dari biasanya. Kegiatan-kegiatan keredaksionalan seperti menulis berita sejenak ditinggalkan kemudian membuat acara sembari berkumpul bersama pengurus dan sejumlah alumni menunggu malam pergantian dari 4 Mei ke 5 Mei. 

Setelah jarum jam melewati angka 12, api di atas lilin berbentuk angka 43 itu ditiup sebagai penanda bahwa usia 42 telah berakhir. Pemotongan nasi tumpeng pun dilakukan dan saling suap nasi sebagai ungkapan rasa syukur dan kebersamaan dalam kekeluargaan.

Tak lupa juga pengelola memanjatkan dan mengirimkan doa buat almarhum Abdullah Dola yang telah berpulang ke rahmatullah 29 Agustus tahun lalu. Ia merupakan pendiri LPM Profesi UNM pada 5 Mei 1976.

Perjalanan lembaga kuli tinta ini tidak terlepas dari obsesi ide dan rumusannya sehingga lembaga ini bisa terbentuk dan masih eksis hingga sekarang. 

Bersama tujuh orang rekannya, Ali Latif, Ismail Faisal, Andi Zainuddin M, Umar Labetubung, Arifah Sulaiman, Prafda Parawi, dan Haeruddin, buletin perdana profesi terbit pada tanggal 5 Mei 1976.

Abdullah Dola berharap dengan terbitnya Buletin Profesi maka akan lahir penulis-penulis artikel dan wartawan kampus di UNM (dulu IKIP Ujung Pandang). Selain di dalam kampus, ia juga berobsesi agar wartawan profesi tidak hanya hebat di kandang sendiri, tetapi juga bisa "Punya Nama" di luar kampus.

Nama Profesi diambil dari kata Profesional dengan harapan mahasiswa yang bergelut di lembaga ini diharapkan agar dalam menekuni bidang pekerjaan dilandasi dengan pendidikan keahlian, keterampilan, dan kejujuran. 

Selain itu, mahasiswa juga diharapkan bisa profesional dalam bidang studi yang digelutinya, terlebih lagi dalam bidang jurnalistik.

Tiga bulan sebelum tutup usia, Abdullah Dola sempat menghadiri malam puncak Harla LPM Profesi yang digelar di Hotel La’riz 13 Mei 2018 lalu. Saat sambutan, hal yang selalu ia tekankan kepada para penerus pengelola LPM Profesi yakni tetap menjaga idealisme.

Sebagai mahasiswa apalagi yang bergelut di bidang jurnalsitik harus memiliki idealisme dan ketajaman analaisis terhadap suatu kejadian ataupun peristiwa baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.

Sejak awal profesi terbentuk hingga berusia 43 tahun ini, begitu banyak intervensi dan tantangan, tetapi dengan adanya idealisme bisa membuat lembaga kuli tinta ini masih bisa tetap eksis hingga sekarang.

Bahkan Pendiri LPM Profesi Abdullah Dola pernah di penjarakan hanya karena berita. Bukan hanya itu, melainkan juga banyak tekanan pada generasi penerus yang juga berujung pada pemberedelan dan tak memiliki izin terbit dari birokrat.

Sebagai lembaga pers kampus, profesi juga hadir sebagai kontrol sosial di kampus harus mengedepankan idealisme dalam mengawal kondisi dan situasi kampus. Tak boleh diintervensi oleh siapapun.

LPM Profesi telah berdiri sejak 43 tahun lalu dan terbukti masih tetap eksis sehingga sekarang. Itu karena masih memiliki idealisme. 

Jika pengurusnya berpikir secara pragmatis, mungkin saja lembaga ini telah rubuh seperti bangunan yang jika berumur seperti Profesi, banyak yang sudah rubuh. Namun karena pondasi yang dibangun sejak awal kuat, sehingga Profesi masih tetap eksis dan tidak goyah meskipun tantangan perkembaganan zaman semakin besar.

Hadirnya berbagai macam platform media menjadi salah satu peluang sekaligus tantangan bagi profesi. Namun itu semua tidak boleh dilihat sebagai tantangan, melainkan kita harus dilihat sebagai peluang yang harus dimanfaatkan dengan baik oleh pengurus. Dengan adanya platform youtube ini bisa membuat profesi bisa semakin eksis  ke depannya.

***

DEMIKIAN ulasan menyambut Harla LPM Profesi UNM. Tetaplah menjaga idealisme dan menepis pragmatisme. Terimakasih sudah membaca sampai selesai.

Salam,

signature
Next Post Previous Post