Menjeru Tahun Baru 2020

TAHUN 2019 telah berlalu. Kini telah masuk 2020. Selamat tinggal masa lalu yang hanya bisa dijadikan pelajaran untuk bertindak di tahun ini maupun masa yang akan datang.

Tidak ada hal yang istimewa seperti orang lain pada umumnya dalam pergantian tahun ini. Semalam aku hanya sekadar bakar-bakar jagung dan mappalekko bersama teman-teman di redaksi.

Petasan mulai meledak sejak mula malam. Namun sempat hilang karena hujan deras tiba-tiba turun disertai ledakan dari langit.

Suara petasan kembali berlomba-lomba meledak jelang tengah malam. Tapi saya lebih memilih tidur lebih awal.

Berharap bisa bangun lebih awal juga. Tapi sayang saat alarm subuh berdering, saya hanya bisa bangun mematikannya lalu tidur kembali.

Akh, kebiasaan lama yang kembali terulang. Memang susah jika ingin langsung mengubah kebiasaan lama meskipun sering minum Top Coffee yang kata Iwan Fals bisa membongkar kebiasaan lama.

Selalu ada harapan dan keinginan. Tetapi realita kadang masih jauh panggang dari api.

Pagi telah tiba, saya dan teman-teman baru bangun sekitar jam 8. Duduk bersama di teras redaksi sambil sarapan aneka kue.

Diantara teman saling bertanya secara bergantian. Apa resolusimu di tahun 2020?

Hampir setiap pergantian tahun, saya tidak pernah sama sekali memikirkan resolusi. Apalagi rencana yang wajib untuk di kerjakan.

Jangankan rencana wajib, salat lima waktu yang sudah wajib saja masih jarang saya laksanakan. Masih bolong-bolong.

Jika ditanya apa keinginanku di tahun ini? mungkin saya akan jawab, wisuda.

Yah, wisuda. Rasanya sudah lelah selalu mendengar ocehan tetangga, keluarga, dan orang tua yang selalu bertanya kapan wisuda.

Banyak tetangga, dan teman seangkatan waktu SMP dan SMA, sekarang sudah selesai. Meski beberapa yang masih menganggur.

Adanya berbagai kesibukan di lembaga kemahasiswaan membuat saya tidak bisa fokus dalam mengerjakan tugas-tugas akademik. Hehe tidak mungkinlah bisa fokus pada 2, 3, atau 4 urusan sekaligus. Namanya saja fokus, yah pasti hanya 1.

Setidaknya, saya bisa meringankan beban orangtua, beban diri sendiri dalam membayar biaya kuliah. Selain itu, dengan tampil memakai toga, tentunya bisa membuat orangtua bahagia sejenak sebelum muncul pertanyaan baru kapan kerja, kapan menikah, kapan punya anak, dan pertanyaan-pertanyaan yang tak berujung.
signature
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url