Games Kepemimpinan dan Perdamaian di Alam

Banyak cara belajar kepemimpinan dan perdamaian. Salah satunya dengan games di alam.

HUJAN deras mengguyur Kota Makassar saat kami hendak berangkat ke Malino, Sabtu, 22 Februari 2020. 

Beranjak dari sekretariat KITA Bhinneka Tunggal Ika yang berlokasi di Jalan AP Pettarani menggunakan mobil Xenia Abu-abu.

Di dalam mobil ada delapan orang. Empat laki-laki dan empat perempuan. Dua diantaranya anak kecil yang masih balita, Dzausyi dan Bhinka. 

Selain kami, juga ada tiga lagi mobil lain yang berangkat bersama-sama dengan kami.

Ini kali ketiga saya ke tempat wisata yang dijuluki Kota Bunga itu. Jaraknya 60 km dari Kota Makassar. 

Untuk sampai di sana, butuh waktu sekitar 2-3 jam menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.

Tujuan kali ini ke Malino ialah untuk melaksanakan Outdoor Class The Guardian of Peace. Di sana kami belajar tentang kepemimpinan dan perdamaian yang dibalut dengan games di alam liar.

Suasana dalam perjalanan cukup menyenangkan. Pengetahuan baru mengalir dengan baik melalui cerita pengalaman suka duka masing-masing selama di Makassar. 

Sekali-kali tawa pecah dan juga isak tangis Dzausyi menjadi warna dalam perjalanan.

Sebanyak sembilan tenda camping yang dibangun dan satu tenda biru yang dipasang untuk panggung tempat barang. 

Di sinilah kami belajar sambil bermain. Di bawah pohon-pohon pinus yang rindang.

Selama kegiatan, ada beberapa games kepemimpinan dan perdamaian yang dilakukan. 

River of life, menulis 10 orang paling berpengaruh dalam hidup, memindahkan bola menggunakan pipa, mencari bola dengan menutup mata. Terakhir membawa sebuah lilin yang menyala, menjaganya agar tetap menyala, dan menyalakan lilin lain.

River of Life

River of life adalah game dengan menggambar sungai perjalanan dalam hidup mulai lahir sampai sekarang sebagai refleksi hal-hal yang paling menyenangkan dan menyedihkan serta bagaimana kita melaluinya. 

Menulis Minimal 10 Orang yang Paling Berpengaruh dalam Hidup

Game kedua ialah menulis minimal 10 orang yang paling berpengaruh dalam hidup, baik itu yang pengaruhnya positif atau negatif. 

Game ini merefleksikan orang-orang yang telah banyak membantu, memotivasi dan yang membuat sakit hati. Games ini juga diselingi dengan persembahan setiap kelompok. Ada yang berpuisi, drama, dan menyanyi.

Kegiatan berlangsung hingga larut malam. Kehangatan api unggun di tengah dinginnya Malino membuat kegiatan menjadi seru di alam bebas. 

Gemerlap bintang di langit tampak sangat indah mewarnai gelapnya malam.

Memindahkan Bola Pakai Pipa

Game ketiga dilanjutkan pagi hari. Meskipun cuaca sedang hujan, tidak menghalangi kami untuk bermain dan belajar. 

Kami menggunakan ponco sebagai pelindung hujan yang telah disiapkan sejak di Makassar. 

Game ini memindahkan bola ke suatu wadah menggunakan pipa yang sudah dibelah sepanjang 1 meter. Dari game ini kami belajar kerja sama untuk mencapai tujuan.

Menjaga Lilin Agar Tetap Menyala

Setelah dari air terjun, kami kembali ke hutan pinus. Masih dengan game yang sama yaitu membawa lilin yang menyala kemudian membawanya ke wilayah camping untuk menyalakan lilin baru. 

Dalam perjalanan, para fasilitator melempar kantong plastik gula yang berisi air. 

Tujuannya adalah untuk mematikan api lilin yang kami bawa. 

Game ini mengajarkan bahwa seringkali niat baik yang kita bawa itu mendapat serangan dari luar. Sehingga perlu strategi untuk menjaganya.

Refleksi

Saya memaknai beberapa games yang dilakukan itu sebagai gambaran perjalanan The Guardian of Peace dalam menyebarkan perdamaian. 

Terlebih dulu harus mengenal diri sendiri dan orang lain, kemudian mengetahui orang-orang yang selalu membantu kita, lalu membuat kelompok dan bekerjasama dengan baik.

Setelah itu, menentukan pemimpin yang bisa memimpin dan mengarahkan. Kemudian barulah kita menyebarkan perdamaian.

Kami tiba di penginapan pukul 12 lewat. Langsung makan, kemudian istirahat sejenak, lalu ke hutan pinus memasang tenda untuk ditempati berkegiatan.

Game ini sebagai awal bagi kami untuk saling mengenal lebih jauh tentang kepribadian masing-masing melalui pengalaman yang diceritakan. 

Game ini juga kami membangun kepercayaan satu sama lainnya. Selain itu, kami juga bisa belajar dari pengalaman orang lain yang membutuhkan perjuangan untuk melaluinya.

Game keempat masih dengan cara berkelompok. Tiga orang di depan menutup mata menggunakan kain, kemudian dipandu oleh satu orang di belakang untuk mengumpulkan bola yang berhamburan. 

Game ini mengajarkan tentang kepemimpinan. Memimpin orang lain, dan yang dipimpin mendengarkan serta mengikuti arahan pemimpin.

Game kelima ialah berkunjung ke air terjun Parangbugisi dengan berjalan kaki sepanjang 1 km melalui jalan yang curam dalam suasana sedang hujan. 

Dalam perjalanan kami membawa lilin yang menyala dan menjaganya agar tidak padam di perjalanan.

Di samping air terjun ada sebuah rumah-rumah dan ada lilin besar. Lilin itulah yang kami nyalakan menggunakan lilin yang kami bawa dalam perjalanan.

Gelap bisa dianalogikan sebagai simbol kekacauan, pertikaian, atau seperti zaman jahiliah. 

Sementara lilin yang kami bawa untuk menyalakan lilin-lilin lain dianalogikan sebagai simbol perdamaian untuk menerangi kegelapan tadi.

Tapi perlu dipahami bahwa untuk menyebarkan perdamaian, pasti akan ada rintangan yang kita hadapi dalam perjalanan. 

Seperti juga halnya Nabi Muhammad SAW ketika menyebarkan ajaran Islam, selalu banyak rintangan yang dihadapi bahkan beliau sampai dilempari dengan kotoran.

Meskipun kegiatan yang kami lakukan hanya dalam bentuk permainan, tapi bisa dimaknai sangat dalam dan bisa menjadi refleksi ke depan ketika mendapat masalah atau tantangan dalam menebarkan benih-benih perdamaian.

***

DEMIKIAN cerita tentang games kepemimpinan dan perdamaian saat melakukan outdoor di Malino selama dua hari bersama Guardians of Peace KITA Bhinneka Tunggal Ika. Terimakasih sudah membaca sampai selesai.

Salam,

signature
Next Post Previous Post
2 Comments
  • Daeng Ipul
    Daeng Ipul 5 Maret 2020 pukul 10.03

    keren! games2 seperti ini memang jika dimaknai dengan dalam bisa memberi banyak pelajaran buat kita dalam kehidupan.
    pentingnya kerjasama, strategi, dan kepemimpinan.

    • Wahyudin Tamrin
      Wahyudin Tamrin 8 Maret 2020 pukul 02.10

      hehe iya daeng. Memberikan materi dengan games yang memiliki kesamaan dalam hidup lebih mudah dipahami ketimbang hanya duduk menerima materi dalam ruangan.

      Terimakasih sudah membaca tulisan ini.

Add Comment
comment url