RADIATOR, Tiga Hari Rasa Tiga Bulan dan Sekarang Sudah Tiga Tahun Berlalu

JANTUNG terus berdetak kencang. Pikiran tak karuan. Yang ada hanya bagaimana nasib selama tiga hari kedepan. 

Kira-kira begitulah gambaran suasana hati saya malam terakhir sebelum pergi melaksanakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK). 

Tak lupa saya minum susu beruang di malam dan pagi harinya sebelum berangkat. Agar fisik bisa kuat dan tetap tahan banting.

Bagaimana tidak. Jauh hari sebelum kegiatan, kami sudah disuguhkan ceramah dan ungkapan-ungkapan yang menakutkan dari para senior-senior.

 Katanya, berdasarkan pengalamannya, LDK itu hanya tiga hari dilaksanakan tapi rasanya seperti tiga bulan lamanya.

"Jalani saja. Pasti kalian laluiji itu, tapi begitumi," kata senior.

Hari itu Jumat, 27 Mei 2016, semua mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif serentak menggunakan seragam hitam. Mulai ujung kepala sampai ujung kaki. 

Scrap penutup kepala, kemeja, dan celana semuanya serba hitam. Selain itu, semua kepala juga gundul kecuali satu orang Gadis yang paling cantik diantara 51 orang itu.

Kami kumpul sedari pagi di indekos Bahruddin, salah satu teman yang tinggal tidak jauh dari kampus. 

Dengan perasaan was-was, kami dijemput dan dikawal oleh senior dari indekos ke kampus. Berjalan menunduk sambil bernyanyi berulang-ulang kali di sepanjang perjalanan.

Minggirlah minggirlah minggirlah,
Minggirlah minggirlah minggirlah,
Ksatria rajawali mau lewat,
Apapun yang menghadang, 
Teknik tetap pemenang, 
Jayalah Kampus Rajawali.

Setiba di kampus, terlebih dulu kami semua melaksanakan salat Jumat berjamaah di Masjid Mush'ab Bin Umair. Doa yang dipanjatkan semata-mata memohon keselamatan dan lindungan-Nya selama proses LDK.

Saat pembukaan, secara bergantian ketua panitia, ketua himpunan, dan ketua jurusan memberi sambutan. Semua pernyataan dalam sambutan terasa enak di dengar.

"Tidak usah khawatir, kalian akan baik-baik saja. Kalau ada apa-apa, langsung saja laporkan ke saya," kata ketua jurusan waktu itu.

Dalam pembukaan tersebut juga kami diperkenalkan dan disuruh menghafal nama angkatan. RADIATOR. Itulah nama angkatan kami mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif angkatan 2015.

Dengan tema 'Regenerasi Kader Berintelektual, Solid, Total, dan Berjiwa Pemimpin dalam Menjawab Tujuan HMO'.

HMO merupakan singkatan dari Himpunan Mahasiswa Otomotif yang memiliki tujuan yaitu "Terbinanya Mahasiswa Otomotif yang Terampil dengan Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Intelektual dan Moralitas".

Nama RADIATOR merupakan sebuah komponen pada mobil yang berfungsi untuk mendinginkan mesin yang sudah panas. 

Diharapkan dengan nama tersebut, angkatan 2015 ini bisa menjadi bagian yang mendinginkan kondisi kampus jika suasana lagi panas.

Pembukaan tidak berlangsung lama. Yang lama ialah perjalanan dari kampus menuju ke Pantai Punaga, Kabupaten Takalar.

Disinilah kami di berikan pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan. Jaraknya sekitar 51 km dari kampus.

Dalam perjalanan, kami semua mendapatkan nama "cantik". Ada yang ganti nama jadi Tude, bingkung, katapel, karburator, dan sebagainya. Saya sendiri waktu itu diberi nama Kapten. 

Sehingga jika senior teriak memanggil Kapten, dengan cepat dan keras saya jawab "Kencang Ombak Senior!" Begitupun jika bus mendapat jalan yang berlubang, saya teriak "Kencang Ombak Senior! Oleng kapal".

Kami tiba di lokasi setelah magrib. Kami langsung berbaris rapi kemudian mengambil air wudhu di pantai menggunakan air laut lalu melaksanakan salat magrib secara berjamaah. Setelah itu, makan malam lalu mengikuti materi.

Selama dua hari dua malam kami hanya duduk menerima materi. Istrahat jika senam pagi, dan makan. Selebihnya duduk menerima materi.

Memang betul yang dikatakan senior kami jauh hari sebelumnya. Tiga hari serasa tiga bulan. Kami terus menerus menunduk, kurang tidur, jika mengantuk dengan cepat panitia mengoles balsem ke mata kami.

Selain itu, kami juga jarang sekali minum. Itupun jika diberi air putih 1 atau 2 gelas, dibagi dengan 51 saudara yang lain.

Salah satu minuman yang paling sering dibagikan ialah kopi racikan.

Kopi yang sangat tidak enak. Sedikit saja lidah menyentuhnya, raut wajah sudah miring ke kiri dan ke kanan keriputan.

Begitupun dengan makanan yang hanya diberi waktu memasak 10 menit. Termasuk nasi, kacang hijo, Indomie, dan telur. 

Semua di masak menggunakan kompor Hock yang menggunakan minyak tanah dan waktunya terhitung sebelum kompor tersebut dinyalakan.

Entah itu makanan tidak masak atau mentah harus dipaksakan habiskan. Cara makan pun sangat seru karena saling suap. Tidak ada yang suap diri sendiri. 

Jika makanan tidak habis, kamilah yang dihabiskan atau minta tolong sama tetangga (saudara yang lebih dulu habis makanannya). Aktivitas seperti itu terus terulang selama dua hari dua malam.

Di hari terakhir merupakan puncak dari LDK tersebut.

Panitia membentuk beberapa posko dan kami harus lalui semua itu. Dimulai saat fajar menyongsong hingga matahari tepat berada diatas kepala.

Di setiap poskolah kami di evaluasi dari materi yang telah diterima. Berbagai macam latihan fisik pun di berikan kepada kami.

Kami seakan dipermainkan dan dijadikan bahan tertawaan tetapi kami tidak merasa malu. Semua yang dikatakan senior segera kami laksanakan. Perasaan saat itu sangat takut. 

Jarak antara senior dan kami bagaikan bumi dan langit. Sangat takut dan segan. Jangankan mau senyum, memandang wajahnya pun kami tak berani.

Alhamdulillah, setelah semua posko dilalui, rasa lelah tiba-tiba hilang. Kami membuat lingkaran di pinggir pantai lalu menyanyi bersama-sama, bergembira, dan tertawa sepuas-puasnya. 

Ibarat pasukan yang pulang dari peperangan dan membawa kemenangan. Kepala yang selama ini lalu selalu menunduk, tiba-tiba begitu ringan di angkat dan memandang ke atas. 

Memandang lingkungan sekitar, langit, dan para saudara-saudara kami yang bentuk tubuh, wajah, dan pakaiannya  sedikit berubah. Saling menertawai dan sebagainya.

Kami pun dikukuhkan dengan cara kepala kami yang gundul disiram menggunakan oli. 

Di sinilah kami juga menerima dan menggunakan pertama kalinya baju angkatan yang bertuliskan Teknik Otomotif di bagian belakang dan gambar burung rajawali di depan mencengkeram Radiator.

Di akhir kegiatan, kami kemudian mengejar semua senior dan membawanya keair laut dan menyiramnya. Seakan tak ada sekat dan batasan antara senior dan junior seperti sebelumnya. Ibarat saudara kandung yang sedang bercanda ria.

Begitu banyak pelajaran dan pengalaman yang kami dapatkan saat LDK selama 2 malam 3 hari. 

Solidaritas semakin erat baik itu seangkatan maupun dengan senior-senior yang selama mahasiswa baru kami anggap "galak". Ternyata mereka semua baik. Tidak seperti yang kami pikirkan sebelumnya.

Selain itu, kami juga mendapatkan bagaimana rasa persaudaraan, saling kerjasama antartim, kekompakan, dan materi-materi yang begitu bermanfaat.

Terakhir pengalaman yang baru saya ketahui, bahwa fisik saya tidak selemah yang saya bayangkan sebelumnya. 

Hal yang sebelumnya dalam pikiran tidak bisa saya lakukan, tetapi dengan keadaan terpaksa, ternyata saya bisa lalui.

Akhir kata, saya ucapkan selamat hari ulang tahun RADIATOR yang ke-3. Semoga tujuan awal bisa kita capai dan kita bisa tetap solid sampai kapanpun.

Mungkin tulisan ini tidak cukup untuk dituliskan semua kenangan waktu itu. Hanya sedikit dan sebagian kesil yang bisa saya tulis dan gambarkan dalam milad yang ke-3 ini.

Kini sudah tiga tahun berlalu.

Ucapan terimakasih yang begitu besar kami ucapkan kepada para senior-senior yang telah membimbing dan melatih kami. 

Berkat kalian kami bisa memiliki kenangan yang begitu indah jika dikenang tetapi tidak ingin diulang. Sebuah pengalaman yang jika dicerita tidak cukup hanya dalam satu, dua, ataupun tiga hari. 

Bahkan selama tiga tahun ini, kisah tersebut masih seru jika kami berkumpul dan saling menceritakannya. Sebuah cerita yang selalu menimbulkan tawa jika dikenang.(*)

signature
Next Post Previous Post