Bahaya Jika Oli Tidak Rutin Diganti

Oli
Ilustrasi Oli (sumber: freepik.com)

Memiliki kesempatan untuk membantu orang lain itu sangat menyenangkan. Walau dengan ungkapan terimakasih. "Tanpa bantuanmu, saya tidak tau bagaimana mau pergi kerja".

Tidurku masih nyenyak. Padahal hari sudah pagi. Menjelang siang. Sekitar pukul 8 pagi. Waktunya para pegawai, buruh, dan pekerja lain pergi ke kantor.

"Wahyudin, mau keluarko nanti," suara samar terdengar dari balik jendela kamar.

Saya langsung bangun dan menjawab. "Iye kak. Mauka ke Maros," jawabku dengan suara masih terbata-bata dari bangun tidur.

Ternyata seniorku di lembaga. Sepeda motornya tidak bisa hidup. Padahal sudah ingin berangkat kerja.

Sudah dua minggu lebih ia pindah kerja di Makassar. Sebuah proyek di Center Point Makassar. Sebelumnya ia bekerja di Luwuk.

"Ada obengmu? Pinjam dulu," katanya.

"Iye adaji. Tunggu kuambilkanki," jawabku.

Kuperbaiki perasaan yang masih kantuk. Lalu kuambil kunci sepeda motor, dan mengambil obeng di bagasi sepeda motorku.

Sebenarnya saya juga belum mahir soal otomotif. Meski jurusan ini sudah saya geluti  selama 8 tahun. SMK tiga tahun dan kuliah 5 tahun. Eh, ketahuan mahasiswa ekspayer. Kata dosen saya kepada teman, ternyata mahasiswa legend. Katanya kepada mahasiswa yang telah melebihi 5 tahun.

Setelah melepas kabel busi, ternyata masih bersih, putih, dan mengkilat. "Masih baru ini businya," katanya.

"Coba buka saja dulu kita lihat," jawabku sok tahu. Hehe.

Hitam dan berkerak. Sedikit beroli. Begitu kondisi kepala busi.

Saya menduga oli masuk ke dalam ruang bakar. Apalagi, melihat kondisi mesin yang tampak rembesan oli.

Kemungkinan sil katup bocor, atau packing head silinder yang bocor. Sehingga oli masuk ke ruang bakar dan juga keluar di permukaan mesin.

"Nasuruh memangka omku ganti olinya 2 minggu lalu, tapi belumpi kuganti sampai sekarang," kata senior saya sambil ketawa kecil.

"Bisa jadi itu penyebabnya," kataku.

Setelah melepas penutup oli, stick penanda volume oli kering. Tidak ada tanda-tanda oli di bak.

Minta tolong pale belikan dulu. Sambil memberi uang Rp50 ribu.

Ternyata hari Sabtu. Sebagian besar bengkel tidak buka. Hanya ada salah satu toko di ujung Jalan Dg Tata.

"Beli oli Yamalube satu. Untuk motor matic," kataku.

Pemilik toko langsung memberi sebuah botol warna orange bertuliskan Yamalube. "Rp40 ribu," katanya menyebutkan harga oli tersebut.

Sebelum mengisi oli ke motor jenis Mio milik senior saya, dia ingin membuang oli yang ada di baknya terlebih dulu. Baut pembuangannya ukuran 12.

Sayang, saya hanya memiliki kunci pas ring ukuran 10 dan 14. Obeng dan kunci busi. Karena memang hanya tools ini yang sering saya gunakan.

"Atau janganmi buang. Langsung isi saja oli," katanya.

Wah, ternyata bak oli kering. Semua oli dalam botol 800 ml masuk dan belum penuh.

Tak lupa saya juga meneteskan beberapa tetes oli ke ruang bakar melalui lubang busi. Ini berguna untuk melumasi langsung celah antara ring piston dan dinding silinder yang saya duga pasti kering.

Kubersihkan kerak yang berada pada kepala busi sebelum memasangnya. Ini bertujuan agar percikan bunga api bisa lebih baik lagi.

Setelah semua terpasang, terlebih dahulu saya menginjak starter kaki beberapa kali. Starter kosong, istilah umum yang sering digunakan orang.

Kunci kontak saya putar ke kanan, lalu kembali menstarter. Hanya beberapa kali injakan, mesin langsung bunyi.

"Alhamdulillah," katanya.

Dia kemudian memasang cover mesin bagian depan. Lalu mengucapkan terimakasih.

"Terimakasih banyak. Kalau tidak adako, mungkin tidak bunyimi motorku," ucap senior saya lalu berangkat kerja.

"Iye sama-sama kak. Hati-hati di jalan," kataku menjawab ucapannya.

Saya juga kemudian mengambil tas. Kemudian berangkat juga ke Maros. Pulang kampung.

***

Oli merupakan bagian penting pada mesin. Oli memiliki fungsi sebagai pelumas, pembersih, pelapis, juga sebagai pendingin. Tanpa oli, gesekan beberapa komponen yang bergerak akan rusak.

Sebaiknya, oli sepeda motor diganti setiap mencapai 5000 km jarak tempuh atau setiap empat bulan. Hal ini karena oli memiliki karakteristik sendiri seperti viscositas atau kekentalan. Jika melebihi jarak tempuh tersebut, kemungkinan kekentalan oli sudah mulai berkurang. Akibatnya oli tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Selain itu, oli juga akan berkurang dan habis jika telah digunakan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini karena terjadi pembakaran yang menyebabkan panas. Suhu panas mesin ini yang menyebabkan oli lama kelamaan semakin berkurang.

Selain itu, penyebab oli cepat habis, kemungkinan terjadi kebocoran pada sil katup atau packing perapat antara block dan head.

Untung saja sepeda motor senior saya ketahuan dan tidak bisa hidup saat pagi hari. Seandainya di jalanan atau saat digunakan, bisa jadi terjadi kerusakan yang lebih parah lagi.

Seperti kejadian yang menimpa teman saya beberapa waktu lalu. Mesin sepeda motornya tiba-tiba takkancing saat ia gunakan. Akhirnya ia bawa ke bengkel dan turun mesin. Biaya perbaikannya pun lumayan. 1 sampai 3 juta.

Padahal penyebabnya hanya sepele. Tidak rutin mengganti oli yang harganya hanya 40 ribu rupiah.

Jadi, saya sarankan kepada Anda yang membaca tulisan ini, gantilah oli mesin secara rutin. Jika tidak, akan berdampak seperti yang dialami teman saya.

Sekian dulu yab artikel ini. Semoga bermanfaat. (*)

signature
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url