Bahagia Mengenal Diri

BERUSAHA menyadari bahwa hal yang dilakukan akan diridhoi Allah. Kemudian pahami apa yang dibutuhkan. Bukan apa yang diinginkan. Salah satu yang membuat kita bahagia adalah terpenuhinya kebutuhan.

Jika kita ingin memenuhi keinginan, akan sulit merasakan yang namanya kebahagiaan. Karena keinginan akan selalu ada dan berlebihan, serta kadang tidak kita butuhkan.

Jiwa akan tenang jika semua kebutuhan terpenuhi. Sandang, pangan, dan papan. Tiga hal tersebut sebenarnya sudah cukup.

Imam Al-Ghazali pernah berkata, bahwa kunci kebahagiaan adalah dengan mengenal diri kita. Kalau kita sendiri belum memahami siapa diri kita dan apa yang kita butuhkan, kita akan susah merasakan kebahagiaan.

Cukup sederhana untuk mengetahui apa yang kita butuhkan dan inginkan. Tentunya kita butuh ketiga hal di atas tadi yakni, sandang, pangan, dan papan. Nah, dari ketiga kategori tersebut, apa saja yang kita ingingkan. 

Terkadang, hal yang membuat kita tidak bahagia adalah selalu ingin ikut-ikutan dengan orang lain. Selalu merasa ketinggalan, atau bahkan mungkin dijauhi oleh teman gengs jika tidak berperilaku sama dengan mereka.

Saat diskusi di sebuah english club meeting minggu lalu, kami sempat membahas tentang kebiasaan remaja saat ini. Banyak diantara kita yang terlalu mengidolakan bahkan fanatik dengan selebriti ataupun k-pop.

Sang idola tersebut seakan menjadi role model dalam kehidupannya. Bahkan ada yang mencoba membeli hal-hal, atau mengikuti cara berpakaian, dan cara berkomunikasi idolanya tersebut. Jika yang diidolakan itu related dengan passion kita dan bisa membawa dampak positif, yah itu hal yang sangat baik, karena membantu kita dalam mencapai tujuan hidup.

Namun, dari diskusi kami, dampak negatif juga tak kalah banyak. Banyak remaja yang stress dengan hidupnya karena terlalu berlebihan dalam mengidolakan artis sehingga membuatnya bersikap hedon. Mereka lupa akan kebutuhan dan keinginannya sendiri.

Sebuah kesimpulan bahwa mengidolakan seorang tokoh itu adalah hal wajar, apalagi jika tokoh tersebut memiliki pengaruh yang positif dalam hidupnya. Tentu akan lebih baik jika tokoh yang diidolakan itu memiliki passion dan tujuan hidup yang sama dengan kita.

Yang terpenting adalah tidak ikut-ikutan dengan orang lain. Apalagi memaksa berpenampilan dan bergaya seperti dengan orang yang berbeda passion dengan kita.

Hal tersebutlah yang terkadang membuat kita tidak bahagia. Semoga kita bisa merasakan kebahagiaan dalam setiap langkah dan aktivitas yang dilakukan.

Karena sesibuk apapun kita, jika hal yang dilakukan itu adalah sebuah kebutuhan, maka kita akan merasakan bahagia. Kita tidak lagi peduli dengan rasa lelah, bahkan setiap kegagalan yang kita lalui.(*)

signature
Next Post Previous Post
1 Comments
  • Hendro
    Hendro 21 Maret 2021 pukul 12.59

    Thanks artikelnya, membantu buat referensi diri

Add Comment
comment url